Jumat, 25 Desember 2009

PROBLEMATIKA ISLAM

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, dan beramal sholeh seraya berkata: ‘sesngguhnya aku seorang muslim.” ( QS Al Fushilat : 33 )

Sesungguhnya Islam itu adalah agama samawi terakhir, ia berfungsi sebagai rahmat dan nikmat bagi manusia seluruhnya. Maka Allah SWT mewahyukan agama ini dalam nilai kesempurnaan yang tertinggi, kesempurnaan mana meliputi segi-segi fundaentil tentang duniawi dan ukhrawi, guna menghantarkan manusia kepada kebahagiaan lahir dan batin serta dunia dan akhirat. Sebab itu agama Islam bersifat universal dan eternal lagi sesuai dengan fitrah manusia dan cocok dengan tuntunan hati nurani manusia seluruhnya sebagai sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia dalam menghadapi dan menerima agama Tuhan (Islam) yang hak.

Maka konsekwensinya, Islam menjadi agama dakwah, yakni agama yang harus disampaikan kepada seluruh manusia, yang telah ditegaskan pula dengan teks-teks yang jelas (nash-nash yang sharieh) dalam sumber ajarannya, yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Ajaran-ajaran Islam perlu diterapkan dalam segala bidang hidup dan kehidupan manusia, dijadikan juru selamat yang hakiki di dunia dan di akhirat, menjadikan Islam sebagai nikmat dan kebanggaan manusia. Seperti yang telah dicontohkan dalam penyebaran Islam pertama, zaman Rasulullah saw di abad 7 M, keudian di zaman pengganti-pengganti beliau dari Khulafaur Rasyidien, menyusul di zaman keemasan Islam. Sejarah membuktikan bahwa kedatangan Islam di zaman itu benar-benar menjadi juru selamat dan kebanggaan yang tiada taranya, manusia menikmati Islam sebagai karunia dan rahmat Ilahi.

Namun demikian, kita yang hidup dalam abad ini tidak boleh terpesona saja dan dinina-bobokkan oleh zaman keemasan Islam di masa lampau. Kita sendiri harus bangkit memikul tugas dan tanggung jawab, yaitu dakwah Islamiah, dimana sudah barang tentu harus dimulai dengan pemahaman Islam dengan sebaik-baiknya, kemudian pengenalan terhadap problematika Islam guna memberikan kemampuan dakwah Islamiah itu untuk menjawab tantangan dunia modern kini. Untuk suksesnya risalah suci itu dalam kondisi dunia modern tentu harus di topang oleh ilmu pengetahuan seperti telah pula diletakkan dasar-dasarnya oleh firman-firman Allah dan sabda-sabda Nabi saw. Karena itu dasar-dasar ajaran Islam ( keimanan, ‘ubudiyah, dan mu’amalah ) bukanlah merupakan ajaran dogmatik yang mati, tapi dapat didukung dan dianalisa dengan ilmu.

Dalam tugas memahamkan hakekat ajaran Islam, sebenarnya termasuk pula keharusan kita mengenal kondisi-kondisi objektif umat Islam untuk mendapatkan jawaban dan pemecahan yang tepat. Maka apabila kita membuka peta bumi posisi umat Islam sekarang ini, kita akan menyaksikan tantangan-tantangan berat terhadap umat Islam, baik dari dalam maupun dari luar. Keadaan itu bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di mana-mana di negara-negara Islam. Dari dalam, ialah keterbelakangan umat Islam dalam bidang ilmu dan teknologi. Hal mana berekor dengan keawaman dan kemiskinan umat Islam. Disamping itu, sikap kaum tradisionil kita yang tetap apriori terhadap kenyataan dunia modern. Masih banyak dikalangan umat ini yang belum menerapkan secara sempurna kewajiban-kewajiban pokoknya, seperti sholat, puasa bulan ramadhan, zakat, dan lain-lain. Tapi sementara yang telah aktif menunaikan kewajiban-kewajibannya, dalam bidang akidah masih tercampur dengan khurafat dan dalam bidang ‘ubudiyah tercampur dengan bid’ah.

Adapun tantangan-tantangan dari luar, ialah pengaruh-pengaruh Barat, baik dalam sektor kebudayaan maupun dari segi keagamaan. Dari masalah ini, umat Islam berhadapan dengan persoalan modernisasi. Bagaimana sikap umat Islam menghadapi modernisasi ?
Sementara itu dikalangan Islam ada kesan, seolah-olah modernisasi diidentikkan dengan westernisasi ( pembaratan ). Seperti yang telah terjadi di Turki di bawah pimpinan Kemal Attaturk dalam proses modernisasinya, telah menerima tehnik-tehnik Barat, hukum-hukum Barat secara komplit. Sedemikian jauh, Turki telah tercelup Barat. Sampai kepada upacara keagamaan dan ibadah. Ucapan-ucapan sholat dan teks adzan telah diterjemahkan semua ke dalam bahasa Turki. Akibatnya dunia Islam lainnya menilai mereka telah meninggalkan Islam dalam gerakan modernisasinya. Tapi sebaliknya, mereka berkata bahwa apa yang mereka lakukan adalah semata-mata memberikan interpretasi yang revolusioner tentang Islam. Sementara itu, dunia Islam lainnya tetap bertahan menegakkan ajaran-ajaran Islam yang murni, disamping berusaha melaksanakan ide modernisasi dengan tidak perlu menerima segala sesuatu yang ditawarkan oleh Barat. Tegak di atas prinsip : tetap mengamalkan Islam dalam usaha mencari modernitas.

Masalah pokok bagi kita, apakah Islam itu harus disesuaikan dengan zaman, atau Islamlah yang harus memimpin pertumbuhan dan perkembangan zaman. Sesungguhnya risalah Islam bukan gerbong-gerbong yang harus ditarik-tarik kemana-mana, tetapi ia adalah lokomotip yang bertenaga besar menarik berpuluh-puluh gerbong meluncur di atas suatu rel yang pasti. Umat Islam dalam kancah kehidupan bukanlah ma’mum tapi imam, umat pilihan dan pemimpin bagi manusia. Fungsi yang mulia ini, ditetapkan dalam firman Allah SWT dalam surah Al Imran : 110, “Kamu adalah umat yang paling baik, yang ditempatkan di tengah-tengah manusia, untuk memimpin kepada kebaikan, mencegah kemungkaran dan percaya penuh kepada Allah.”

Yang bersegi keagamaan, tantangan itu datangnya dari agama- agama Nasrani. Ia merupakan gerakan zendhing dan missi diorganisir secara internasional. Padanya, ada dua kekuatan besar, yaitu organisasi yang teratur rapi dan capital raksasa yang mampu membiayai gerakan-gerakan zendhing dan missinya. Ini adalah kenyataan yang merupakan salah satu arus zaman ini. Di sebelah itu, gerakan dakwah Islam hanya ditopang oleh organisasi dan kapital yang relatif lemah sebagai akibat dari penjajahan masa lampau dimana umat Islamlah yang secara langsung merasakannya sebagai rakyat Indonesia. Sudah barang tentu dalam kompetisi antara zendhing/missi dan dakwah, maka gerakan dakwah mengalami kesulitan-kesulitan berat. Tapi bagaimanapun dalam kompetisi ini, umat Islam mengharapkan suatu kompetisi yang sehat, jujur dan dalam batas-batas kode etik

Itulah masalah-masalah raksasa yang sedang di hadapi umat Islam dalam abad ke-21 ini. Belum pernah dunia Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan yang demikian ruwetnya. Iman kita sendiri mengharuskan kita selalu berpandangan optimis dan teleskopis, sambil bekerja dan beramal sampai terwujudnya ajaran-ajaran Islam dalam segala bidang kehidupan manusia dan terbentuknya system kebudayaan Islam yang memimpin.

Dalam usaha menjadikan Islam sebagai nikmat manusia, dan usaha menjawab tantangan zaman,serta usaha membangun kembali umat Islam menjadi lokomotip sejarah, perlu adanya usaha yang terus melakukan penggalian mutiara dan khazanah ajaran-ajaran fundamental Islam. Maksudnya diperlukan terus studi yang mendalam dan penafsiran kembali Dienul Islam dan masalahnya, sehingga benar-benar dapat diyakini dalam totalitasnya sebagai suatu aqidah, syari’ah dan way of life ( cara hidup ). Perlu diungkapkan tentang dasar-dasar pengertian Islam dan sejarahnya, nilai-nilai fundaentil dari ajaran-ajaran Islam, konsep-konsep dasar Islam tentang manusia, apa arti dan nilai iman dan ibadah bagi manusia, dan betapa pula bila Islam ditinjau dari segi hukum.

Dengan usaha menghidupkan terus api Islam dengan menggunakan informasi ilmu, maka setidak-tidaknya misunderstanding dapat dihilangkan pada sementara orang-orang yang sikap itu menjadi latar belakang munculnya kaum Islamophobi ( takut pada Islam ). Sikap misunderstanding terhadap Islam biasanya disebabkan adanya hal khusus yang ia tentang, padahal apa yang ditentangnya itu sama sekali bukan ajaran Islam, bahkan ditentang juga oleh Islam. Maka dengan informasi ilmu, Insya Allah manusia akan lebih cinta terhadap Dienul Islam. Seperti filosuf Inggris George Bernard Shaw berkata : “Saya selalu menaruh penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap agama Muhammad, oleh karena vitalitet hidupnya yang mengagumkan.” Dalam tulisan tulisan lain dia berkata : “Saya seperti Napoleon, lebih menyukai Islam. Saya yakin seluruh kerajaan Inggris akan menganut Islam modern, sebelum akhir abad ini. Pribadi Muhamad sangat sesuai dengan fikiranku. Saya memujanya dan mengambil pandangan-pandangan hidupnya dalam jumlah yang besar.”

Pada uraian tentang inflasinya peradaban Barat dan China, historikus Arnold Toynbee, dengan penuh kejujuran berkata : “Sekarang pengharapan kita untuk menolong peradaban dunia hanya tinggal terhadap Islam yang memang masih sehat dan kuat, belum pernah melumuri kebenarannya dengan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip yang dibawanya sebagai modalnya menolong seluruh dunia kemanusiaan.”

Sungguh benar wahyu Tuhan yang disampaikan melalui Nabi-Nya, tentang bagaimana hendaknya sikap umat Islam dalam menghadapi setiap situasi dalam kancah kehidupan manusia. “Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.” ( QS Ali Imran : 139 )

Dan Tuhan memperingatkan pula dengan firmannya : “Katakanlah! Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu hendaklah kamu bangkit menghadap kepada Allah, baik secara berdua-dua, maupun hanya dengan seorang diri sebatang kara, kemudian berpikirlah!” ( QS Saba : 46 )

Silahkan mengcopy artikel ini dengan syarat mencantumkan link ke blog ini : http://www.andryhisyam.co.cc/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar